Pulau MacArthur, nama itu pun menjadi panggilan lain
dari pulau Zum-zum. Oleh sebab itu, di pulau ini juga dibuat monumen untuk
Jenderal MacArthur. Masa kelam Zum-zum dalam awan hitam PD II, berubah menjadi
salah satu keindahan nan memesona kawasan Indonesia Timur.
Pulau di barat Kota Daruba ini, kini menawarkan perjalanan wisata
yang menarik. Tidak hanya sekadar bersantai, pelancong akan diajak untuk
menelusuri jejak MacArthur bersama para tentaranya.
Di destinasi ini, wisatawan akan menemukan jalur
pendaratan pesawat dan bekas jalur tank amfibi. Selain itu, bertamu le lubang
persembunyian jenderal ialah yang paling ditunggu-tunggu.
Setelah traveler melewati jalur pendaratan
transportasi yang pernah di gunakan Jepang, Anda akan tiba di kawasan
perlindungan Jenderal MacArthur. Sebuah lubang dan puing reruntuhan sebuah
bangunan menyapa ke datangan Anda di spot ini.
Selain kekaguman terhadap peninggalan sejarah terbesar
dunia ini, ada hal yang sangat disayangkan. Beberapa bukti sejarah yang ada,
seperti gua pertahanan Jepang dan sebuah bunker tidak mendapatkan perhatian
yang layak. Tempat-tempat ini dibiarkan tidak terurus.
Untuk mencapai lokasi ini, petualang harus menempuh
jarak sekita 2,2 mil dari Kota Daruba menuju Dermaga Lastory. Dalam perjalanan
ini, wisatawan mengunakan perahu ketinting dengan waktu perjalanan sekitar 6
menit.
Selain menyusuri jejak sekutu, pelancong juga bisa
menikmati hamparan Laut Morotai yang sangat indah. Luas pasir putih pantainya
pun, menjadi tempat peristirahatan nan cantik setelah melakukan trekking ke
dalam hutan. Di sini, wisatawan juga bisa melakukan aktivitas seru, seperti
snorkeling dan diving.