Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur


Pulau Zum-zum di Morotai, Maluku Utara, menjadi persembunyian Jepang saat Perang Dunia II. Di pulau ini masih tersimpan jejak peninggalan Jepang yang bisa wisatawan telusuri. Penasaran?

Perang Dunia (PD) II memberi goresan besar dalam sejarah dunia. Meski tentara Indonesia tidak turut dalam peperangan ini, tapi bangsa ini menjadi tempat persembunyian untuk tentara Sekutu di kawasan Asia Pasifik. 

Panorama indah nan cantik Pulau Zum-zum di Morotai, Halmahera, Maluku Utara ini menjadi selimut untuk tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal MacArthur. Mengintip situs resmi Morotai, Rabu (20/6/2012), Jenderal MacArthur bahkan pernah tinggal di pulau ini. Hal ini terbukti dengan adanya jejak peninggalan berupa goa pusat komando dan tempat pendaratan Amphibi.


Lubang ini dahulu menjadi tempat persembunyian Jenderal MacArthur (Fanny Kristiadhi /ACI)



Pulau MacArthur, nama itu pun menjadi panggilan lain dari pulau Zum-zum. Oleh sebab itu, di pulau ini juga dibuat monumen untuk Jenderal MacArthur. Masa kelam Zum-zum dalam awan hitam PD II, berubah menjadi salah satu keindahan nan memesona kawasan Indonesia Timur.

Pulau di barat Kota Daruba ini, kini menawarkan perjalanan wisata yang menarik. Tidak hanya sekadar bersantai, pelancong akan diajak untuk menelusuri jejak MacArthur bersama para tentaranya.

Di destinasi ini, wisatawan akan menemukan jalur pendaratan pesawat dan bekas jalur tank amfibi. Selain itu, bertamu le lubang persembunyian jenderal ialah yang paling ditunggu-tunggu.

Setelah traveler melewati jalur pendaratan transportasi yang pernah di gunakan Jepang, Anda akan tiba di kawasan perlindungan Jenderal MacArthur. Sebuah lubang dan puing reruntuhan sebuah bangunan menyapa ke datangan Anda di spot ini.

Selain kekaguman terhadap peninggalan sejarah terbesar dunia ini, ada hal yang sangat disayangkan. Beberapa bukti sejarah yang ada, seperti gua pertahanan Jepang dan sebuah bunker tidak mendapatkan perhatian yang layak. Tempat-tempat ini dibiarkan tidak terurus.

Untuk mencapai lokasi ini, petualang harus menempuh jarak sekita 2,2 mil dari Kota Daruba menuju Dermaga Lastory. Dalam perjalanan ini, wisatawan mengunakan perahu ketinting dengan waktu perjalanan sekitar 6 menit.
               
Selain menyusuri jejak sekutu, pelancong juga bisa menikmati hamparan Laut Morotai yang sangat indah. Luas pasir putih pantainya pun, menjadi tempat peristirahatan nan cantik setelah melakukan trekking ke dalam hutan. Di sini, wisatawan juga bisa melakukan aktivitas seru, seperti snorkeling dan diving.






Lebih baru Lebih lama